Minggu, 21 April 2013
LAPORAN KIMIA
Sifat dan Kegunaan Senyawa Karbon
KELOMPOK 6 :
Arini Ulfa Hidayah
Hilda Fauziah
Ilham Maulana
Ratu Shindy Bunga P
Wiwien Suzanti
Yunisia Embun Sari
Kelas : XII.IPA.4
SMA NEGERI 1 PANDEGLANG
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami
dapat menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas kimia Selain itu tujuan
dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang “Sifat dan Keggunaan Senyawa Karbon Dalam
Kehidupan Sehari-Hari”
Akhirnya kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran
agar penyusunan Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami
mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para
pembaca.
HALOALKANA
Haloalkana
mempunyai kegunaan praktis dalam berbagai bidang, misalnya sebagai zat
anestesi, perlarut, dan bahan antiseptik.
1. Sebagai
Zat Anestesi
Kloroform (CHCl3) pernah
digunakan sebagai obat bius karena menyebabkan kerusakan hati tetapi sekarang
diganti dengan siklopropana(C3H6), bahan ini bersifat toksik(racun) dan
digantikan lagi dengan Halotan yaitu 2-bromo-2-2kloro-1,1,1-trifluoroetana
(CF3CHClBr), yang bersifat tidak toksik, tidak mudah terbakar dan lebih nyaman
bagi pasien.
Kloroetana (C2H5Cl) digunakan
sebagai anetesi lokal. Daya anestesi yang mudah menguap sehingga menurunkan
suhu kulit dan membuat syaraf kurang sensitif.
2. Sebagai Antiseptik
Idioform (CHI3) adaah suatu zat
berwarna kuning, bebau khas dan digunakan sebagai antiseptik
3. Sebagai Pelarut
Tetraklorometana(CCl4) adalah
suatu zat cair tak berwarna. Zat ini digunakan untuk melarutkan lemak dan oli dan
dalam pencucian kering (dry cleaning). Tetapi jika terpapar terlalu lama akan
meyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
4. Sebagai Pemadam Api
Alkan terhalogenasi sempurna
seperti karbon tetraklorida, CCI4, dan bromoklorodifluorometana (BCF) dapat
memadamkan api . zat-zat tersebut mempunyai massa jenis yang cukup besar
sehingga dapat mengusir udara dan memadamkan api, tetapi pada suhu tinggi CCI4
dapat bereaksi dengan air membentuk fosgen (COCl2), suatu gas yang sangat
beracun.
BCF juga dapat merusak ozon dilapisi
statosfir sehingga penggunakan bahan tersebut dilarang.
5. Sebagai
Klorofluorokarbon (CFC) dan Freon
Senyawa klorofluorokarbon (CFC)
adalah suatu golongan senyawa sistesis yang mengandung karbon, klorin dan
flourin. Senyawa ini bersifat stabil dan tidak mudah terbakar,tidak korosif,
relatf tidak beracun, mudah dibuat, dan relatif murah. Contonya freon-11(CCl3F)
dan Freon
12(C2Cl2F2). Pada tahun 1970-an
para ahli menyatak bahwa senyawa ini menyebabkan kerusakan lapisan ozon pada
statosfir oleh sebab itu freon (CFC) dilarang penggunaannya.
6. Senyawa
Haloalkana
Vinilklorida dan Kloroprena
merupakan bahan dasar pada industri plastik dan karet sintesis.
Sifat-sifat Haloalkana
1.
Suku
rendah berbentuk gas pada suhu kamar
2.
Suku
lebih tinggi berbentuk cair pada suhu kamar
3.
Suku
lebih tinggi berbentuk padat pada suhu kamar
4.
Sukar
larut dalm air
Kegunaan dan sifat beberapa senyawa
haloalkana lainnya dapat dilihat di tabel berikut ini:
Nama |
Rumus
|
Wujud
|
Kegunaa/Sifat
|
Karbontetraklorida
|
CCl4
|
Cair
|
Sebagai pelarut, dan bersifat racun
(penggunaannya harus dilengkapi dengan ventilasi yang memadai)
|
Iodoform
|
CHI3
|
Padat kuning
|
Semula sebagai antiseptik untuk luka.
Digunakan untuk pengobatan penyakit kulit dan kulit bernanah
|
Metilklorida
|
CH3Cl
|
Gas
|
Sebagai zat pendingin
|
Metilbromida
|
CH3Br
|
Gas
|
Bersifat racun, digunakan sebagai
vermisida (pembasmi cacing)
|
Teflon
|
|
Plastik; seperti lilin
|
Merupakan polimer atau plastik yang
tahan oksidasi dan korosi. Digunakan sebagai isolator listrik; dan sebagai
pelapis pada panci masak/penggorengan, strika, dan peralatan lain. Permukaan
alat yang dilapisi “teflon” tidak mudah melekat/lengket walaupun permukaan
alat dipanaskan pada suhu tinggi.
|
ALKOHOL / ALKANOL
Sifat-sifat Alkohol
Secara umum Alkohol mempunyai beberapa sifat, sebagai berikut :
1. Mudah
terbakar
2. Mudah
bercampur dengan air
3. Bentuk
fasa pada suhu ruang :
-
Dengan C 1 s/d 4 berupa gas atau cair
-
Dengan C 5 s/d 9 berupa cairan kental
seperti minyak
-
Dengan C 10 atau lebih berupa zat padat
4. Pada
umumnya Alkohol mempunyai titik didih yang cukup tinggi dibandingkan alkananya.
Hal itu disebabkan adanya ikatan hydrogen atas molekulnya.
Manfaat Senyawa Hidrokarbon Alkohol
diantaranya adalah :
Metanol
Metanol adalah
salah satu senyawa hidrokarbon golongan alcohol (CnH2n+2O)dengan gugus alkil Hidroksil (-OH). Pada suhu kamar methanol
adalah zat cair yang mudah menguap dan mudah terbakar. Metanol juga bersifat
racun. Dan ketika terbakar apinya tak berwarna atau tak terlihat.
Manfaat Metanol :
·
Sebagai bahan bakar
·
Sebagai bahan dasar formalin
·
Sebagai bahan utama zat antiseptic
·
Sebagai zat antibeku
·
Sebagai bahan utama plastic
·
Sebagai bahan peledak
Etanol
Etanol merupakan
zat cair bening yang tidak berwarna, dapt bercampur dengan air, dan mudah
terbakar dengan nyala api biru.
Manfaat Etanol :
· Sebagai
pelarut obat-obatan (tingtur); kosmetika; minuman, seperti bir, anggur, dan
whiskey.
ETER
(Alkoksialkana)
o
Eter adalah suatu cairan yang tidak
berwarna yang mudah menguap dengan bau yang khas
o
Sifat-sifat Eter :
Berbeda dengan senyawa-senyawa alcohol, eter mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut:
1. Titik
didih rendah sehingga mudah menguap
2. Sulit
larut dalam air, karena kepolarannya rendah,tapi akan larut disenyawa nonpolar
3. Sebagai
pelarut yang baik senyawa-senyawa organic yang tak larut dalam air
4. Mudah
terbakar dengan nyala api yang bening karena uap ater membentuk campuran
eksplosif dengan udara
5. Pada
umumnya bersifat racun
6. Bersifat
anestetik (membius)
7. Eter
sukar bereaksi, kecuali dengan asam halide kuat (HI dan HBr)
o
Kegunaan eter
Senyawa-senyawa eter yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari
antara lain:
a. Dietil
eter (etoksi etana) biasanya digunakan sebagai pelarut senyawa-senyawa organic.
Selain itu dietil eter banyak di gunakan sebagai zat arestesi (obat bius)
dirumah sakit.
b. MTBE
(metil tertier butil eter), senyawa eter ini digunakan untuk menaikan angka
oktan bensin menggantikan kedudukan TEL / TML, sehingga diperoleh bensin yang
ramah lingkungan. Sebab tidak menghasilkan debu timbale(Pb2+) seperti digunakan
TEL/TML.
ALDEHID DAN KETON
Aldehid dan keton adalah contoh senyawa-senyawa karbonil yang banyak
ditemukan di alam bebas. Aldehid adalah
senyawa organik yang karbon karbonilnya selalu berikatan dengan paling sedikit
satu atom hidrogen. Sedangkan keton
adalah senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan 2 karbon
lain.
Aldehid dan keton memiliki banyak manfaat. Contoh senyawa aldehid adalah formalin yang
sering digunakan dalam pengawetan zat organik.
Sedangkan contoh senyawa keton adalah aseton yang dapat digunakan untuk
pembersih kuteks.
Dalam industri kimia, keton digunakan sebagai pelarut dan zat
antara. Dengan banyaknya manfaat dari
aldehid dan keton serta eratnya hubungan dengan teknik kimia, maka percobaan
ini penting untuk dilakukan. Kemahiran
dalam menguji suatu senyawa juga sangat diperlukan dalam sebuah industri. Hal ini juga melatarbelakangi pentingnya
dilakukan percobaan aldehid dan keton ini.
Sifat-sifat kimia aldehid dan keton umumnya serupa, hanya berbeda dalam
derajatnya. Unsur C kecil larut dalam air (berkurang + C).
Ø Merupakan
senyawa polar, TD aldehid > senyawa non polar
Ø Sifat
fisika formaldehid : suatu gas yang baunya sangat merangsang
Ø Akrolein
= propanal = CH2=CH-CHO : cairan, baunya tajam, sangat reaktif.
Contoh :
Formaldehid = metanal = H-CHO
Sifat-sifat : satu-satunya aldehid yang berbentuk gas pada suhu kamar,
tak berwarna, baunya tajam, larutanya dalam H2O dari 40 %
disebut formalin.
Penggunaan : sebagai desinfektans, mengeraskan protein (mengawetkan
contoh-contoh biologik), membuat damar buatan.
Kegunaan Aldehida dan Keton
Aldehida merupakan turunan alkana sehingga disebut juga alkanal. Aldehida
memiliki rumus molekul yang sama dengan keton, yaitu CnH2nO, tetapi
gugus fungsi pada aldehida berbeda dengan gugus fungsi pada keton. Jadi,
aldehida berisomer fungsional dengan keton. Sehingga, kegunaan aldehida dan
keton di dalam kehidupan sehari- hari, tidak jauh berbeda. Sebagai contoh di
dalam industri plastik, aldehida dan keton sangat di butuhkan dalam
pembuatannya. Meskipun aldehida dan keton memiliki banyak kesamaan.
Aldehida memiliki beberapa senyawa- senyawa yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari- hari. Senyawa- senyawa inilah yang terdapat di dalamnya,
diantaranya:
Ø Formaldehida
Ø Asetaldehida
Ø Propionaldehida
Ø Butiraldehida
Ø Valeraldehida
Kegunaan senyawa- senyawa aldehida ini, dapat juga disalahgunakan oleh
masyarakat. Sebagai contoh pada penggunaan makanan. Hal ini dapat menyebabkan
terjadinya pengaruh yang buruk pada badan, yang dikarenakan senyawa- senyawa
aldehida ini umumnya digunakan untuk kayu, dan bahan- bahan industri lainnya.
Salah satu kegunaan aldehida dalam kehidupan sehari- hari adalah sebagai
bahan pengawet spesimen biologi dan pengawet makanan, yang sering disebut
formalin. Senyawa yang digunakan dalam formalin ini adalah formaldehida.
Formalin merupakan senyawa Aldehid (CHO). Senyawa kimia formaldehida (juga
disebut metanal), merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya
gas, atau cair. Pembuatan formalin, dengan mencampurkan formaldehid dengan air
serta metanol (stabilizer), dengan perbandingan formaldehid sekitar 35-37%.
Formalin digunakan untuk tujuan desinfektan, mencegah berkembangnya
mikroba dan jamur, sehingga banyak dimanfaatkan industri untuk campuran produk
kebutuhan sehari-hari seperti sabun, pasta gigi, bahkan pembuatan vaksin.
Menurut standar Eropa, kandungan formalin yang masuk dalam tubuh tidak boleh
melebihi 660 ppm (1000 ppm setara 1 mg/liter). Secara visual campuran formalin
tidak terlihat, tapi secara kualitatif bisa terdeteksi melalui alat khusus. Namun,
untuk mengetahui jumlahnya, harus ada penelitian laboratorium, sehingga
formalin tidak bisa disalah gunakan. Adapun kegunaan formaldehida lainnya
adalah:
Ø Pengawet
mayat
Ø Pembasmi
lalat dan serangga pengganggu lainnya.
Ø Bahan
pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin, kaca
Ø Pengeras
lapisan gelatin dan kertas dalam dunia Fotografi.
Ø Bahan
pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
Ø Bahan
untuk pembuatan produk parfum.
Ø Bahan
pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku.
Ø Pencegah
korosi untuk sumur minyak.
Dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%), Formalin digunakan
sebagai -pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih barang rumah
tangga, cairan pencuci piring, pelembut kulit, perawatan sepatu, shampoo mobil,
lilin, dan pembersih karpet.
Penyalahgunaan senyawa formalin yang sering terjadi di masyarakat,
seperti:
1. Ikan segar :
Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua
(bukan merah segar), awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
2. Ayam potong :
Ayam yang sudah dipotong berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk.
3. Mie basah :
Mie basah yang awet sampai beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan
dengan yang tidak mengandung formalin.
4. Tahu : Tahu
yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur awet beberapa hari dan
tidak mudah basi.
Senyawa formalin ini dapat membahayakan kesehatan sehingga pengunaannya
sebagai bahan tambahan makanan telah dilarang oleh Departemen Kesehatan RI.
Bahaya formalin, yaitu dapat merusak jaringan tubuh sehingga menimbulkan efek
toksik lokal dan menimbulkan reaksi alergi. Pada penggunaan berulang formalin
dapat menyebabkan dermatitis eksematoid (sakit kulit).
Senyawa aldehida yang lain, yaitu etanal atau asetaldehida yang biasa
digunakan sebagai bahan baku untuk membuat senyawa kimia lainnya, seperti asam
asetat, aseton, dan etil asetat. Kegunaan asetaldehida lainnya yaitu sebagai:
Ø Bahan
untuk membuat karet dan damar buatan
Ø Bahan
untuk membuat asam aselat (Asam Cuka)
Ø Bahan
untuk membuat alkohol
Adapun senyawa aldehida yang terdapat di alam salah satunya adalah
benzaldehida yang merupakan senyawa aromatik pemberi aroma pada buah ceri.
Keton yang paling banyak penggunaanya adalah propanon, yang dalam dunia
perdagangan dan kehidupan sehari-hari di sebut aseton. Kegunaan utama aseton
adaah sebagai pelarut, khususnya untuk zat-zat yang kurang polar dan non polar.
Dan juga biasanya di gunakan untuk pembersih pewarna kuku.
Formaldehid larut dalam air,warnanya tetap, tidak terjadi perubahan
sebelum dan setelah di larutkan dalam air, menimbulkan bau yang menyengat.
Aseton juga larut dalam air, berwarna bening sebelum di larut dalam air,
setelah di larutkan dalam air berubah menjadi putih, menimbulkan bau yang
seperti bau alkohol.
Formaldehid jika di reaksikan dengan KMnO4 akan menimbulkan perubahan
warna, yang sebelumnya berwarna putih, berubah menjadi endapan coklat tua.
Begitupun dengan aseton, yang awalnya berwarna putih, berubah menjadi warna
merah anggur (Ungu).
Formaldehid jika di reaksikan dengan pereaksi tollens (AgNO3 dan NH4OH)
menghasikan warna perak, yang jika dipanaskan akan membentuk endapan cermin
perak. Sedangkan aseton jika di reaksikan dengan pereaksi tollens menghasilkan
warna putih kecoklatan. Yang jika di panaskan tidak terjadi perubahan.
Formaldehid jika direaksikan dengan pereaksi fehling akan menghasilkan
warna biru tua, yang jika dipanaskan akan membentuk endapan merah bata.
Sedangkan aseton jika direaksikan dengan pereaksi fehling juga akan
menghasilkan warna biru tua yang jika dipanaskan tidak terjadi perubahan.
KMnO4 merupakan
oksidator yang kuat. Pereaksi Tollens digunakan untuk melihat perubahan yang
terjadi pada hasil reaksi dengan formaldehid yang menghasilkan cermin perak
pada dinding tabung, sedangkan pada reaksi dengan aseton tidak menghasilkan
cermin perak pada dinding tabung. Sehingga percobaan pereaksi tollens biasa
disebut dengan reaksi cermin perak. Aseton tidak dapat membentuk cermin perak
Karena aseton tidak mempunyai atom hidrogen yang terikat pada gugus karbon.
Kedua tangan gugus karbonnya sudah mengikat dua gugus alkil sehingga aseton
tidak mengalami oksidasi ketika ditambah pereaksi tollens dan dipanaskan. Pada
Formaldehid oksidasi terjadi dengan mudah karena ketiganya lebih reaktif.
ASAM KARBOKSILAT
Sifat-sifat Asam Karboksilat
Wujud dari asam karboksilat tergantung dari jumlah atom C –nya, untuk
senyawa asam karboksilat yang memiliki atom C kurang dari 10, maka wujud zat
tersebut adalah cair pada suhu kamar. Sedangkan asam karboksilat yang memiliki
panjang rantai C10 atau lebih berwujud padat.
Asam karboksilat dengan panjang rantai 1-4 larut sempurna dalam air,
sedangkan asam karboksilat dengan panjang rantai 5-6 sedikit larut dalam air
dan asam karboksilat dengan panjang rantai lebih dari 6 tidak larut dalam air.
Asam karboksilat larut dalam pelarut organik (seperti eter, alkohol, dan
benzena). Semua asam karboksilat merupakan asam lemah dengan Ka= +- 1x 10 -5
.
Asam Karboksilat memiliki titik didih yang tinggi (lebih tinggi dari
alkohol), karena dapat membentuk ikatan hidrogen yang kuat.
1. Reaksi
dengan Basa Kuat
Reaksi
Asam Karboksilat dengan basa kuat akan membentuk garam dan air. Garam
Karboksilat hasil reaksi merupakan sabun. Reaksi ini sering disebut juga dengan
reaksi penyabunan.
2. Reaksi
Substitusi
a. Reaksi
dengan halida (PX3, PX5 dan SOX2) akan menghasilkan suatu asihalida
b. Reaksi
dengan alkohol akanmenghasilkan suatu ester dan H2O.
3. Reaksi
Reduksi
Reaksi
reduksi menggunakan katalis CaAlPH4 akan menghasilkan alkohol primer.
4. Reaksi
Dehidrasi (Penghilangan molekul H2O)
Reaksi
Dehidrasi (Penghilangan molekul H2O) akan menghasilkan anhidrida
asam karboksilat.
Kegunaan Asam Karboksilat
1. Asam
Format digunakan dalam industri kecil penyamakan kulit dan penggumpal bubur
kertas atau karet.
2. Asam
Asetat atau yang lebih populer sebagai asam cuka digunakan sebagai cuka makan
dengan kandungan asam asetat 20-25%.
Asam cuka banyak digunakan sebagai pengawet makanan, dan penambah rasa makanan
(bakso dan soto).
3. Asam
Stearat, asam ini berbentuk padat, berwarna putih dan biasanya digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan lilin.
4. Asam
Sitrat untuk zat tambahan pada sirup sari buah-buahan dan biasanya digunakan
untuk pengawet buah dalam kaleng.
5. Asam
Oksalat untuk pembekuan pada titrasi.
6. Asam
Format (asam metanoat) yang juga dikenal asam semut merupakan cairan tak
berwangi dengan bau yang mmerangsang. Biasanya digunakan untuk menggumpalkan
lateks (getah karet) dan obat pembasmi hama.
ESTER
1.
Rumus Umum
Ester
merupakan senyawa turunan asam alkanoat, dengan mengganti gugus hidroksil
(–OH) dengan gugus –OR1. Sehingga senyawa alkil alkanoat mempunyai rumus umum:R-COOR1
R dan R1 merupakan gugus alkil, bisa sama atau tidak.
(–OH) dengan gugus –OR1. Sehingga senyawa alkil alkanoat mempunyai rumus umum:R-COOR1
R dan R1 merupakan gugus alkil, bisa sama atau tidak.
Contoh
:
1) CH3–COO–CH3 R = R1 yaitu CH3
1) CH3–COO–CH3 R = R1 yaitu CH3
2)
CH3–CH2–COO–CH3 R = CH3–CH2(C2H5)dan R1=CH3
2.
Tata Nama
Untuk
memberi nama senyawa ester, disesuaikan dengan nama asam alkanoat
asalnya, dan kata asam diganti dengan kata dari nama gugus alkailnya.
asalnya, dan kata asam diganti dengan kata dari nama gugus alkailnya.
Rumus Struktur
|
Nama IUPAC
|
CH3–COOCH3
CH3–COOCH2CH3
CH3-CH2-COO-CH2-CH3
CH3-CH2-COO-CH2CH2CH3
|
Metil Etanoat
Etil etanoat
Etil Propanoat
Propil Propanoat
|
3. Sifat – Sifat Alkil Alkanoat
Senyawa –
senyawa ester antara lain mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1) Pada umumnya mempunyai bau yang harum, menyerupai bau buah-buahan.
1) Pada umumnya mempunyai bau yang harum, menyerupai bau buah-buahan.
2) Senyawa ester
pada umumnya sedikit larut dalam air
3) Ester lebih
mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alkohol pembentuknya.
4) Ester merupakan
senyawa karbon yang netral
5) Ester dapat
mengalami reaksi hidrolisis
Contoh :
R–COOR1 + H2O -----------> R–COOH + R1–OH
R–COOR1 + H2O -----------> R–COOH + R1–OH
Ester As.
Alkanoat Alkohol
6) Ester dapat
direduksi dengan H2 menggunakan katalisator Ni dan dihasilkan dua buah
senyawa alkohol.
senyawa alkohol.
Contoh :
R–C OOR1 + 2 H2 → R–CH2–OH + R1–OH
R–C OOR1 + 2 H2 → R–CH2–OH + R1–OH
Ester Alkohol
Alkohol
7) Ester
khususnya minyak atau lemak bereaksi dengan basa membentuk garam (sabun)
dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan reaksi safonifikasi / penyabunan.
dan gliserol. Reaksi ini dikenal dengan reaksi safonifikasi / penyabunan.
5.
Kegunaan Ester
Ester banyak
digunakan dalam kehiduapn sehari-hari antara lain :
1) Amil asetat banyak digunakan sebagai pelarut untuk damar dan lak
1) Amil asetat banyak digunakan sebagai pelarut untuk damar dan lak
2) Esterifikasi
etilen glikol dengan asam bensen 1.4 dikarboksilat menghasilkan polyester
yang digunakan
sebagai bahan pembuat kain.
3) Karena baunya
yang sedap maka ester banyak digunakan sebagai esen pada makanan
antara lain :
antara lain :
Tabel CONTOH
AROMA SENYAWA ESTER
Rumus Struktur
|
Jenis Ester
|
Aroma
|
CH3COOC5H11
C4H9COOC5H11
C3H1COOC5H11
C3H7COOC4H9
C3H7COOC3H7
|
Amil Asetat
Amil Valerat
Amil Butirat
Butil Butirat
Propil Butirat
|
Buah Pisang
Buah Apel
Buah Jambu
Buah Nanas
Buah Mangga
|
PRAKTIKUM KIMIA
Mengenai Uji Karbohidrat dan Protein
Di susun Oleh:
Arini Ulfa Hidayah
Diah Anggraeni
Dwi Ratna Juniar
Elsa Mutiara
Evita menur Fauziah
Maretha
Yustianisa
Ria Eriana lestari
SMAN 1 PANDEGLANG
2011/2012
UJI PROTEIN
a.
TUJUAN :
Mengidentifikasi protein yang ada dalam
makanan
b.
ALAT DAN BAHAN:
Alat
1.
Gelas kimia
2.
Pipet Tetes
3.
Tabung Reaksi
4.
Penjepit Tabung
5.
Spirtus
6.
Pembakar spirtus
7.
Kasa dan kaki
tiga
Bahan
1.
Susu
2.
Putih Telur
3.
Agar-Agar
4.
Yupi
5.
Kaldu
6.
Larutan Biuret
7.
Larutan
Xanthoprotein
c.
CARA KERJA :
Tes Biuret
1.
Siapkan 5 tabung reaksi
2.
Masukan 1 mL larutan putih telur ke dalam suatu tabung
reaksi yang bersih. Tambahkan ke dalam tabung raksi itu larutan NaOH sebanyak
20 tetes, kocok secara perlahan.
3.
Tambahkan larutan CuSo4 sebanyak 3 tetes
4.
Amati perubahan warna yang terjadi, apabila tidak terjadi
perubahan terus tambahkan hingga maksimal 40 tetes.
Jika tidak terjadi perubahan juga, maka itulah warna
hasil akhirnya.
5.
Ulangi langkah kerja 1-4 dengan susu,agar-agar, yupi dan
kaldu pada 4 tabung reaksi yang tersisa.
Tes
xanthoprotein
1.
Siapkan 5 tabung reaksi
2.
Masukan 1 mL larutan putih telur ke dalam suatu tabung
reaksi yang bersih. Tambahkan ke dalam tabung raksi itu larutan HNO3
3.
sebanyak 20 tetes,
kocok secara perlahan.
4.
Panaskan beberapa saat pada pemanas
5.
Amati perubahan yang terjadi
6.
Ulangi langkah
kerja 1-3 dengan susu,agar-agar, yupi dan kaldu
pada 4 tabung reaksi yang tersisa.
d.
HASIL PENGAMATAN
Tabel pada tes
Biuret
No
|
Bahan
|
Larutan
Yang di Gunakan
|
Warna
Awal
|
Warna
Akhir
|
1
|
Susu
|
NaoH +
CuSo4
|
Putih
|
Ungu
|
2
|
Putih Telur
|
NaoH + CuSo4
|
Bening
|
Ungu
|
3
|
Agar-Agar
|
NaoH +
CuSo4
|
Cream
|
Ungu
|
4
|
Yupi
|
NaoH + CuSo4
|
Kuning
|
Ungu
|
5
|
Kaldu
|
NaoH +
CuSo4
|
Keruh
|
Ungu
|
Tabel pada tes
Xanthoprotein
No
|
Bahan
|
Larutan
Yang di Gunakan
|
Warna
Awal
|
Warna
Akhir setelah di panaskan
|
1
|
Susu
|
HNO3
|
Putih
|
Terdapat
gumpalan berwarna kuning
|
2
|
Putih Telur
|
HNO3
|
Kuning
|
Kuning
|
3
|
Agar-Agar
|
HNO3
|
Cream
|
Bening,
namun pada permukaannya berwarna kuning
|
4
|
Yupi
|
HNO3
|
Kuning
|
Bening, namun pada permukaannya
berwarna kuning
|
5
|
Kaldu
|
HNO3
|
Keruh
|
Bening,
namun pada permukaannya berwarna kuning
|
e.
PEMBAHASAN
Pada tes Biuret
1.
Apabila susu di tambahkan dengan larutan NaOH dan larutan
CuSo4 maka terjadi perubahan pada warna susu, susu awal berwarna putih namun
setelah di tambahkan dengan larutan tersebut menjadi warna ungu. Hal ini
menunjukan bahwa susu tersebut positif mengandung protein.
2.
Apabila putih telur di tambahkan dengan larutan NaOH dan
larutan CuSo4 maka terjadi perubahan pada warna putih telur, putih telur awal
berwarna bening namun setelah di tambahkan dengan larutan tersebut menjadi
warna ungu. Hal ini menunjukan bahwa putih telur tersebut positif mengandung
protein.
3.
Apabila agar-agar di tambahkan dengan larutan NaOH dan
larutan CuSo4 maka terjadi perubahan pada warna agar-agar, agar-agar awal
berwarna cream namun setelah di tambahkan dengan larutan tersebut menjadi warna
ungu. Hal ini menunjukan bahwa agar-agar tersebut positif mengandung protein.
4.
Apabila yupi di tambahkan dengan larutan NaOH dan larutan
CuSo4 maka terjadi perubahan pada warna yupi, yupi awal berwarna kuning namun
setelah di tambahkan dengan larutan tersebut menjadi warna ungu. Hal ini
menunjukan bahwa yupi tersebut positif mengandung protein.
5.
Apabila kaldu di tambahkan dengan larutan NaOH dan
larutan CuSo4 maka terjadi perubahan pada warna kaldu, kaldu awal berwarna
keruh namun setelah di tambahkan dengan larutan tersebut menjadi warna ungu.
Hal ini menunjukan bahwa kaldu tersebut positif mengandung protein.
Tes Xanthoprotein
1.
Apabila susu di tambahkan dengan larutan HNO3
dan di panaskan maka terjadi perubahan pada warna susu, susu awal berwarna
putih namun setelah di tambahkan dengan larutan tersebut dan di panaskan
menjadi warna kuning yang berbentuk gumpalan tebal. Hal ini menunjukan bahwa
susu tersebut positif mengandung protein.
2.
Apabila putih telur di tambahkan dengan larutan HNO3
dan di panaskan maka terjadi perubahan pada warna putih telur, putih telur awal
berwarna bening namun setelah di tambahkan dengan larutan tersebut dan di
panaskan menjadi warna kuning. Hal ini menunjukan bahwa putih telur tersebut
positif mengandung protein.
3.
Apabila agar-agar di tambahkan dengan larutan HNO3
dan di panaskan maka terjadi perubahan pada warna agar-agar, agar-agar awal
berwarna cream namun setelah di tambahkan dengan larutan tersebut dan di
panaskan hanya permukaannya saja yang warna kuning. Hal ini menunjukan bahwa
agar-agar tersebut hanya sedikit mengandung protein.
4.
Apabila yupi di tambahkan dengan larutan HNO3
dan di panaskan maka terjadi perubahan pada warna yupi, yupi awal berwarna
kuning namun setelah di tambahkan dengan larutan tersebut dan di panaskan hanya
permukaannya saja yang berwarna kuning. Hal ini menunjukan bahwa yupi tersebut
hanya sedikit mengandung protein.
5.
Apabila kaldu di tambahkan dengan larutan HNO3
dan di panaskan maka terjadi perubahan pada warna kaldu, kaldu awal berwarna
keruh namun setelah di tambahkan dengan larutan tersebut dan di panaskan hanya
permukaannya saja yang berwarna kuning. Hal ini menunjukan bahwa kaldu tersebut
positif mengandung protein.
f.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dapat di simpulkan bahwa apabila suatu bahan
makanan yang di uji dengan biuret menghasilkan warna ungu dan apabila di uji
dengan Xanthoprotein menghasilkan warna kuning maka dapat di katakan bahwa
bahan makanan tersebut positif mengandung protein.
UJI AMILUM dan
SELULOSA
a.
TUJUAN :
Beberapa uji terhadap
selulosa dan amilum
b.
ALAT dan BAHAN
Alat
1. Gelas beker
2. Pipet tetes
3. Tabung reaksi
4. Pembakar spirtus
5. Kasa dan kaki tiga
6. Kaca arloji
7. Lumpang dan alu
8. Gelas ukur
9. Kertas lakmus
Bahan
1. Kapas
2. Kertas saring
3. Tepung
4. Larutan iodium
5. Asam sulfat
6. Amilum
7. NaOH
8.
Fehling A dan Fehling B
c. CARA KERJA
Cara Kerja 1 Dengan menggunakan larutan iodium
1. Siapkan kapas, kertas
saring, dan tepung
2. Letakan bahan-bahan
tersebut di atas kaca arloji
3. Tetesi bahan-bahan
tersebut dengan larutan iodium, masing-masing 1 tetes
4. Amati perubahan warna
yang terjadi
5. Apabila perubahan
warnanya tidak jelas, ambil sedikit bahan tersebut yang telah di tetesi dengan
larutan iodium, masukan ke dalam tabung reaksi kemudian di tambahkan dengan
air. Kemudian lihat perubahan warna yang terjadi.
Cara
Kerja 2 dengan reaksi hidrolisis
1.
Masukan asam sulfat sebanyak 10 tetes ke dalam lumpang,
kemudian tambahkan amilum sedikit demi sedikit..
2.
Lumatkan kurang lebih 10 menit, sampai yakin benar sudah
tercampur
3.
Tambahkan air 15 ml, kemudian aduk sampai benar-benar
tercampur
4.
Pindahkan campuran tersebut ke dalam gelas beker kecil,
kemudian panaskan sampai mendidih, setelah itu angkat dan dinginkan.
5.
Setelah campuran tersebut dingin, tambahkan dengan
larutan NaOH tetes demi tetes sampai pH netral (berwarna biru) di uji dengan
kertas lakmus.
6.
Setelah itu masukan campuran tersebut ke dalam tabung
reaksi sebanyak 2 ml.
7.
Tambahkan FA dan FB masing-masing 20 tetes. Kemudian
kocok dan panaskan ke dalam gelas beker yang telah berisikan air
8.
Amati perubahan warna yang terjadi
9.
Ulangi percobaan langkah 1-7, namun amilum yang di
gunakan pada langkah 2 di ganti dengan kertas saring
10.
Amati perubahan yang terjadi
d.
HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan dengan
menggunakan larutan Iodium
No
|
Bahan
|
Warna
Sebelum
|
Warna
Setelah di tetesi iodium
|
1
|
Kapas
|
Putih
|
Tidak
terjadi perubahan warna
|
2
|
Tepung
|
Putih
|
Putih
|
3
|
Kertas
saring
|
Putih
|
Merah
bata
|
Hasil pengamatan dengan
reaksi hidrolisis
No
|
Bahan
|
Bahan campuran
|
Warna sebelum dipanaskan
|
Warna sesudah dipanaskan
|
1
|
Amilum
|
H2SO4+NaOH+Fa+Fb
|
Biru pekat
|
Merah bata
|
2
|
Kertas
saring
|
H2SO4+NaOH+Fa+Fb
|
Biru
pekat
|
Merah
Bata
|
e.
PEMBAHASAN
Pembahasan dengan
menggunakan iodium
1.
Apabila kapas ditetesi dengan larutan iodium,maka tidak
terjadi perubahan pada warna,warna setelah ditetesi larutan iodium sama dengan
warna sebelum ditetesi iodium pada kapas.
2.
Bila tepung ditetesi dengan larutan iodium , hal ini sama
seperti yang dilakukan oleh kapas, maka tidak terjadi perubahan pada warna.
3.
Apabila kertas saring ditetesi dengan larutan iodium,
maka hasilnya terjadi perubahan warna yaitu menghasilkan warna merah bata.
Pembahasan dengan reaksi
hidrolisis
1.
Apabila amilum di tambahkan dengan H2SO4+NaOH+Fa+Fb maka
terdapat perubahan warna sebelum dan sesudah di panaskan. Amilum sebelum
dipanaskan berwarna biru pekat dan sesudah dipanaskan maka warnanya menjadi
merah bata, hal ini menunjukan bahwa amilum mengandung glukosa.
2.
Apabila kertas saring di tambahkan dengan H2SO4+NaOH+Fa+Fb maka terdapat perubahan
warna sebelum dan sesudah di panaskan. Kertas saring sebelum dipanaskan
berwarna biru pekat dan sesudah dipanaskan maka warnanya menjadi merah bata,
hal ini menunjukan bahwa kertas saring mengandung glukosa.
f.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan ,dapat disimpulkan bahwa amilum dan selulosa
sukar mengalami hidrolisis, akan tetapi pada saat di tambahkan dengan H2SO4
pekat kemudian di encerkan dengan air dan dipanaskan maka akan mengalami
hidrolisis membentuk glukosa.
Karena amilum dan selulosa memiliki
monomer yang sama yaitu glukosa.
Dengan reaksi
sebagai berikut :
(C6H10O5)n
+ nH2O nC6H12O6
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)